Friday, September 13, 2013

Hingga 2020, Penggunaan Batu Bara Ditargetkan Naik 13%

Hingga 2020, Penggunaan Batu Bara Ditargetkan Naik 13%

Jum'at, 13 September 2013 14:08 wib
Dani Jumadil Akhir - Okezone
Ilustrasi. (Foto: Okezone) Ilustrasi. (Foto: Okezone)
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan pada 2020 alokasi penggunaan batu bara dalam negeri akan menyumbang 63 persen bauran energi untuk pembangkitan tenaga listrik. Sayangnya, saat ini pemanfaatan batu bara sebagai bahan bakar pembangkit baru mencapai 50 persen.

Direktur Jenderal ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman mengungkapkan, Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia memang terus mengalami peningkatan. Kebutuhan listrik dari 2009-2012 meningkat secara drastis, dan pada 2013 diproyeksikan sebesar 3.000 megawatt (mw).

"Hal ini berbanding lurus dengan naiknya kilowatt per hours (kwh) per kapita yang pada 2009 sekitar 650 kwh dan meningkat menjadi 856 kWh pada akhir 2012," ungkap Jarman di Jakarta, Jumat (13/9/2013).

Menurut Jarman, energi mix Indonesia saat ini masih tergantung minyak yaitu sebesar 49,7 persen. Namun, ketergantungan ini akan ditekan hingga menjadi 25 persen pada 2025. Peran batu bara dan gas bumi akan ditingkatkan demikian juga dan energi baru terbarukan.

Sementara Domestic Market Obligation (DMO) batu bara dan gas, diharapkan dapat berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian, dapat memenuhi kebutuhan terutama untuk pembangkit tenaga listrik.

"Bila penggunaan batu bara saat ini baru sekitar 50 persen, diharapkan pada 2020 batu bara dapat menyumbang 63 persen dari bauran energi nasional untuk sub sektor kelistrikan. Pemanfaatan energi setempat juga menjadi salah satu program dalam meningkatkan bauran energi di sektor batu bara dengan membangun PLTU mulut tambang," tukas dia. ()

No comments:

Post a Comment