Tuesday, July 16, 2013

Sinyal Batu Bara Segera Pulih?

Sinyal Batu Bara Segera Pulih?
Omzet Konsultan Tambang Merangkak Naik

 Beberapa bulan terakhir, industri batu bara memang menunjukkan tanda-tanda akan pulih, meskipun beberapa pihak meyakini tidak dalam waktu dekat. Kebangkitan sektor yang menjadi salah satu andalan ekspor Kaltim itu, terlihat dari merangkaknya permintaan terhadap jasa konsultan tambang, seperti topografi dan drilling(pengeboran) yang juga sempat ikut menurun.

Bidang jasa yang lebih banyak bergelut pada tahap eksplorasi pertambangan itu, bahkan sempat kehilangan pangsa pasar, saat penurunan produksi batu bara mencapai titik terendah sekitar pertengahan tahun lalu.

“Karena sebagian pangsa pasar kami adalah pertambangan batu bara. Bahkan, sempat tak menganggur hingga berbulan-bulan,” ucap Akhmad Munawir Adam, direktur PT Bumi Indonesia, perusahaan konsultan pertambangan batu bara.

Selain penurunan omzet, kata dia, perusahaannya juga dihadapkan pada beberapa perusahaan tambang yang belum melunasi biaya konsultasi dan pengeboran. “Sebenarnya masalah utama adalah pada pembayaran ini. Karena kalau omzet, kami bisa cari di sektor lain,” ucapnya.

Khusus untuk jasa pemetaan, sektor konstruksi hingga properti juga menjadi pangsa perusahaan yang berpusat di Jalan Tantina, Samarinda itu. “Karena, teknis kerjanya tak jauh berbeda dari tambang. Hanya untuk properti mungkin perlu lebih detail karena menghitung tingkat kerapatan juga,” papar pria yang akrab disapa Nawir itu.

Kendati demikian, dia menyebut perusahaan batu bara tetap menjadi pangsa utama mereka. “Karena jasa kami ini dibayar sesuai luas wilayahnya,” bebernya.

Dampak lain karena harga batu bara yang anjlok itu, kata dia, banyak perusahaan batu bara yang hingga tutup belum juga dapat melunasi biaya konsultasi.

“Ada pula yang perlu bertahun-tahun melunasinya,” ucap alumnus Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Jogjakarta itu.

Pembayaran yang telat tersebut, diketahuinya juga sebagai penyebab perusahaan konsultan tambang gulung tikar. “Dampaknya pasti ke kami juga. Yang saya tahu, di Samarinda sudah ada dua perusahaan konsultan tambang yang tak lagi aktif,” ungkapnya.

Nawir mengatakan, hal-hal semacam ini tak pernah terjadi sebelum batu bara jatuh sejak tahun lalu. “Untungnya sekarang situasinya sudah mulai membaik. Permintaan juga sudah mulai kembali ramai,” sambungnya.

Sementara itu, perusahaan konsultan tambang lainnya, PT Indosurvey Mining Service (IMS) juga mengalami situasi yang sama. Meskipun telah pulih, sampai saat ini mereka tetap harus mengimbangi pemasukan melalui penjualan alat dan mencari pengguna jasa hingga ke luar Kaltim.

“Kami saat ini melayani konsultasi untuk perusahaan batu bara di Jambi dan Palembang,” ucap Direktur PT IMS Fery Nugroho.

Dia mengatakan, saat ini banyak perusahaan tambang yang menahan produksinya, karena harga batu bara belum sebagus dua tahun lalu. “Kebanyakan mereka hanya memproduksi dan menjual batu bara, sebatas memenuhi kebutuhan operasional perusahaan, seperti membayar gaji karyawan dan perawatan peralatan,” katanya.

Saat anjlok lalu, dia menyebut, perusahaannya nyaris tak mendapat omzet sama sekali dalam sebulan. “Padahal ketika sedang bagus, kami bisa melayani hingga lebih dari sepuluh kali dalam sebulan.”

Kondisi pertambangan batu bara yang mulai membaik, kata Fery, terlihat dengan meningkatnya omzet perusahaan yang berpusat di Balikpapan itu. “Saat ini kami bisa melayani hingga tujuh permintaan jasa pemetaan dan pengeboran dalam sebulan,” kata dia.

Kendati demikian, Fery menyebut, tak seluruhnya berhubungan dengan produksi batu bara. “Karena memang kami lebih banyak pada tahap eksplorasi.  Kadang kami hanya diminta melakukan pengukuran oleh perusahaan yang sekadar ingin menjual lahan tambangnya,” pungkasnya. (*/man/wan/k1)

 

No comments:

Post a Comment